Bekisting merupakan tahapan penting dan tidak bisa dilewatkan dalam proses konstruksi. Pernah dengar istilah ini? Ayo cari tahu semua yang Anda perlu di sini.
Bekisting adalah teknik membuat cetakan untuk membuat beton sesuai dengan ukuran, bentuk, dan posisi yang sesuai dengan kemauan kita saat proses pengecoran.
Sebagaimana fungsi cetakan pada umumnya, setelah beton dirasa sudah kuat menahan beban bahan konstruksi atau telah memenuhi standar, maka cetakan akan dilepas.
Baca Juga : Beton VS Baja Ringan, Mana yang Lebih Unggul?
Meskipun terkesan kuno, hingga saat ini nyatanya tidak ada teknik atau alat yang bisa menggantikan teknik bekisting.
Sehingga perlu disadari bahwa hampir tidak ada konstruksi yang tidak menggunakan bekisting dalam prosesnya.
Pinterest: Babet De Boeck
Dalam dunia konstruksi, terdapat jenis-jenis bekisting yang bisa digunakan berdasarkan kebutuhan dan efisiensi bekerja.
Sekarang mari kita bahas satu persatu:
Material kayu adalah jenis bekisting yang umum dan paling banyak digunakan. Mulai dari konstruksi di daerah hingga kota-kota besar.
Alasan utamanya adalah karena kayu untuk bekisting lebih populer dan kemudahan dalam menemukan material ini. Terlebih lagi tidak ada aturan jenis kayu khusus untuk digunakan.
Selama kayunya kokoh dalam menahan beban konstruksi, baik kayu balok atau kayu papan bisa dijadikan bekisting.
Dari sisi ekonomi, kayu juga tidak memerlukan harga yang mahal. Mulai dari Rp 15 ribu, Anda sudah bisa menemukan satu lembar kayu yang cocok untuk bekisting.
Namun yang perlu diperhatikan, meskipun murah, bekisting kayu hanya bisa digunakan satu kali.
Oleh karena itu, hal ini tergolong pemborosan bila tidak dilakukan perhitungan dan efisiensi yang tepat.
Bekisting baja ringan terbuat dari material baja ringan berbentuk besi hollow dan plat baja. Bekisting ini disebut juga dengan Bekisting knock down.
Membandingkannya dengan bekisting kayu, tentunya bekisting baja ringan menawarkan penggunaan yang lebih awet, tahan lama, serta pengerjaanya yang cepat.
Selain itu, bekisting baja ringan bisa digunakan berulang kali sehingga menjadi favorit dan sering digunakan oleh konstruktor yang sering mengerjakan proyek berskala besar.
Sesuai namanya, Bekisting Fiberglass terbuat dari kaca fiber yang memiliki ketahanan terhadap air, tidak mudah berkarat, mudah dipasang dan dilepaskan.
Penggunaan bekisting fiberglass cocok untuk penggunaan konstruksi di bawah tanah karena sifatnya tersebut.
Secara perbandingan, bekisting fiberglass merupakan kompromi antara bekisting material baja ringan dan kayu.
Material fiberglass tentunya berbiaya lebih mahal dibandingkan kayu. Namun, selisih harga tidak semahal baja ringan.
Usia penggunaan fiberglass juga punya nilai kompromi, walaupun tidak seawet baja ringan, setidaknya fiberglass memiliki umur panjang dan kuota penggunaan berulang kali.
—
Selain itu, sebenarnya masih ada satu jenis bekisting yaitu aluminium. Namun material ini jarang sekali digunakan dalam konstruksi Indonesia.
Sesuai pengertiannya, bekisting hanya berfungsi sebagai cetakan. Yang terpenting dalam pengaplikasiannya adalah kapan bekisting bisa dilepas.
Pelepasan bekisting bisa dilakukan, umumnya setelah 3-4 hari setelah pengecoran.
Meskipun beton akan matang dalam waktu 28 hari kedepan, namun bekisting beton sudah bisa dilepas.
Penting juga untuk tahu bagaimana perawatan bekisting agar awet digunakan berulang kali.
Dalam perawatannya ternyata hanya perlu diolesi oli ataupun solar.
Butuh bekisting baja ringan atau material baja ringan untuk konstruksi Anda?
Tidak usah bingung, BLKP punya semuanya dengan kualitas yang terbaik dan sudah dipercaya sejak lama serta berSNI.