Baja ringan adalah material konstruksi yang terbuat dari baja berkualitas tinggi dengan ketebalan yang relatif tipis namun tetap kuat. Baja ringan dirancang untuk memberikan kekuatan struktural yang tinggi dengan bobot yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan baja konvensional atau material bangunan tradisional seperti kayu.
Baja ringan terbuat dari baja galvanis yang dilapisi dengan lapisan zinc atau aluzinc untuk melindunginya dari korosi. Kekuatan material ini memungkinkan struktur atap dan dinding yang kuat namun ringan. Umumnya baja ringan biasanya diproduksi dalam bentuk profil yang telah dibentuk seperti C, Z, U, dan L, yang memudahkan integrasi ke dalam berbagai desain struktural.
Untuk Anda yang tertarik untuk menggunakannya sebagai material konstruksi, BLKP akan sajikan cara menghitung kebutuhan rangka atap baja ringan melalui artikel berikut.
Ada beberapa kelebihan rangka atap baja ringan yang membuatnya menjadi material primadona di era infrastruktur modern, antara lain:
Baja ringan memiliki bobot yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan material seperti kayu, memudahkan transportasi dan pemasangan. Proses pemasangan lebih cepat dan lebih mudah karena tidak memerlukan alat berat yang besar.
Meskipun ringan, baja ringan memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan beban atap dan tahan terhadap beban angin dan cuaca ekstrem. Dengan pelapisan galvanis atau aluzinc, baja ringan memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi dan karat.
Baca Juga: Catat dan Perhatikan! Hal Penting Ketika Memasang Rangka Baja Ringan
Baja ringan tidak menyerap kelembapan, yang berarti ia tidak mengalami pembengkakan, pelapukan, atau pembusukan yang biasa terjadi pada material seperti kayu ketika terpapar kelembapan. Mempunyai lapisan lapisan galvanis atau aluzinc membuat baja ringan tahan korosi yang disebabkan oleh kelembapan.
Bahan baku galvanis pada baja ringan membuatnya tidak menjadi tempat berkembang biak atau makan bagi rayap. Rayap umumnya merusak material organik seperti kayu, jadi baja ringan bebas dari ancaman ini. Tanpa adanya masalah rayap, baja ringan menawarkan ketahanan dan umur panjang yang lebih baik dibandingkan dengan bahan seperti kayu yang rentan terhadap serangan hama.
Baja ringan berkontribusi pada efisiensi energi dalam konstruksi dengan cara yang signifikan. Pertama, karena bobotnya yang ringan, baja ringan mengurangi beban struktural pada pondasi dan struktur bangunan.
Hal ini memungkinkan desain yang lebih efisien dalam hal penggunaan material dan energi yang dibutuhkan untuk mendukung struktur. Dengan mengurangi beban total, baja ringan dapat mengurangi konsumsi energi dalam pembangunan dan pengoperasian bangunan.
Selain itu, baja ringan dapat diintegrasikan dengan sistem isolasi yang efektif untuk meningkatkan kinerja energi bangunan. Material isolasi yang digunakan bersama baja ringan, seperti panel isolasi termal atau material peredam suara, membantu menjaga suhu internal bangunan tetap stabil.
Tentunya hal tersebut dapat mengurangi kebutuhan akan pemanasan atau pendinginan tambahan, yang pada gilirannya menghemat energi dan biaya operasional.
Baja ringan memiliki ketahanan terhadap api yang sangat baik dibandingkan dengan banyak material konstruksi lainnya. Pertama, baja merupakan material logam yang memiliki titik lebur tinggi, yaitu sekitar 1.500°C, jauh di atas suhu yang biasanya dicapai dalam kebakaran rumah.
Dengan begitu, baja ringan tidak akan mudah meleleh atau hancur pada suhu tinggi yang dapat dihasilkan selama kebakaran sehingga memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap struktur bangunan.
Lapisan galvanis atau aluzinc pada baja ringan pun menambah ketahanan material terhadap korosi dan juga meningkatkan daya tahannya terhadap suhu tinggi. Meskipun pelapis ini dirancang terutama untuk melindungi baja dari korosi, lapisan tersebut juga berfungsi sebagai tambahan perlindungan terhadap suhu ekstrem, membantu mencegah kerusakan yang bisa diperburuk oleh suhu panas yang dihasilkan dalam kebakaran.
Adapun cara untuk menghitung estimasi kebutuhan baja ringan untuk pembuatan rangka atap sebagai berikut:
Sebagai contoh ada sebuah bangunan rumah yang ingin dipasang rangka atap baja ringan, dengan rincian sebagai berikut:
Panjang atap rumah: 15 meter
Lebar atap rumah: 12 meter
Ukuran overstek di setiap sisinya: 3 meter
Kemiringan atap: 40 derajat.
Cara penghitungannya:
Volume rangka atap= Panjang bangunan + overstek atap (dua sisi) x lebar bangunan + overstek atap (dua sisi) / sudut kemiringan derajat
Volume rangka atap
= (15 + 3 +3) x (12 + 3 + 3) / (cos 40 derajat) = 0,766/0 = 493, 5 meter persegi.
Harga perhitungan pengeluaran rangka atap baja ringan
= Volume atap rumah x harga baja ringan per meter persegi + volume atap rumah x harga penutup atap per meter persegi
Sebelum itu, ketahui dulu harga baja ringan yang digunakan. Sebagai contoh mari gunakan jenis baja ringan c 100 dengan ketebalan 0,95 mm seharga Rp 100 ribu. Serta, harga atap penutup Rp 70 ribu.
= (493,5 meter persegi x Rp 100 ribu) + (493,5 meter persegi x Rp 70 ribu)
= Rp 49.350.000 + Rp 34.545.000
= Rp 83.895.000
Jadi, hasil akhirnya Anda membutuhkan biaya Rp 83.895.000 untuk membuat sebuah rangka atap rumah menggunakan baja ringan dengan spesifikasi di atas.
Demikian ulasan tentang cara menghitung kebutuhan rangka atap baja ringan. Semoga dapat menjadi referensi yang bermanfaat. Penuhi kebutuhan baja ringan Anda bersama BLKP - Bersama Membangun Bangsa