Tata ruang kota yang semakin dipadati dengan konstruksi pembangunan mengancam panorama kesejukan alami karena berkurangnya ruang terbuka hijau.
Green roof menjadi solusi ideal yang mampu meningkatkan kualitas udara dan lingkungan sehat melalui media atap.
Siapa yang masih awam dengan istilah green roof?
Di Indonesia sendiri konsep ini memang belum menjadi atensi masyarakat. Namun di belahan dunia seperti penjuru Eropa dan Amerika konsep atap hijau ini sudah diterapkan sejak tahun 1980-an.
Apa yang dimaksud dengan green roof? Green roof adalah konsep memanfaatkan elemen permukaan atas atap yang sudah dilapisi waterproofing dengan vegetasi hijau.
Baca Juga: Ini Dia Cara Jitu Memilih Atap Baja Ringan Terbaik
Konsep atap hijau ini dapat diaplikasikan pada gedung bangunan komersial, bangunan rumah tinggal, maupun bangunan fasilitas publik. Untuk lebih mengenal lebih dalam lagi tentang green roof, mari simak pembahasan di bawah ini!

Jenis green roof dibedakan berdasarkan ketebalan media tanamnya. Extensive green roof ini menjadi jenis media tanam terdangkal yang hanya berkisar 15 cm atau 1,6 hingga 5 inci di atas permukaan atap.
Jenis ini umumnya hanya terdiri dari satu jenis vegetasi tanaman ringan yang perawatannya tergolong lebih murah dan praktis untuk mengurangi limpasan air hujan.
Meskipun jenis green roof ini hanya memulihkan sebagian jejak dari suatu struktur, ini terbukti cukup efisien dan alami.
Urutan selanjutnya adalah semi intensive green roof yang menawarkan aspek visual transisi antara jenis ekstensif dan intensif. Media tanam pada jenis ini berada di kisaran kedalaman 5 hingga 7 inci.
Jenis tanaman yang dapat digunakan lebih beragam dibandingkan dengan jenis ekstensif.
Berbeda dengan kedua jenis sebelumnya, atap hijau jenis intensif mencakup variasi vegetasi tanaman dan desain yang tidak terbatas. Begitu juga dalam perencanaan ruang terbuka, yang memungkinkan segala bentuk vegetasi.
Dengan kedalaman yang dapat berkisar 7 hingga 24 inci, jenis vegetasi yang dapat ditanam dalam atap hijau jenis intensif di antaranya semak belukar, rumput, tanaman keras hingga jenis pepohonan.
Berikut ini adalah beberapa gedung internasional dengan konsep green roof yang mempesona:

Nanyang Technology University menarik kekaguman masyarakat dunia dengan mengusung konsep green roof. Desain arsitekturnya menawarkan panorama konektivitas alam yang indah.
Zoysia Matrella dan Ophiopogon menjadi perpaduan jenis rumput sebagai cover atapnya. Lapisan di bawah vegetasinya terdiri atas batu vulkanik, batu apung dan pasir.

Gedung dengan konsep penghijauan yang tak kalah menarik juga hadir di Jepang tepatnya di Acros Fukuoka. Gedung dengan eksterior aluminium dinding tirai ini, mengusung taman hijau di atap bertingkatnya.
Masih berada di Jepang, St. Luke International Hospital yang berdiri mempesona di kota Tokyo menghadirkan atap hijau dengan beragam spesies vegetasi.
Beralih ke China. gedung ini memadukan desain arsitektur modern dengan topografi bergelombang. Efek lanskap perbukitan dengan atap hijau dan dinding hijau meningkatkan konektivitas lingkungan alamiah.

Kota San Fransisco juga memiliki gedung estetik dengan konsep green roof yang dinamakan California Academy of Sciences.
Gedung ini didirikan tahun 2008. Atap hidup struktur LEED Double Platinum seluas 2,5 hektar menampung sekitar 1,7 juta vegetasi tanaman asri.
Itu dia pembahasan mengenai konsep green roof beserta daftar beberapa gedung artistik yang mengusung atap hijau menawan.
Selain memperhatikan desain dan jenis tanaman, hal penting lain dalam membuat green roof adalah memperhatikan keamanan konstruksi.
Begitupun dalam hal pemilihan material baja ringan yang semakin tersohor dan menjadi pilihan sebagai bahan untuk kebutuhan konstruksi.
BLKP siap membantu Anda dengan menghadirkan pilihan produk baja ringan yang sudah terbukti berkualitas dengan standarisasi SNI, ISO 9001-2015, uji lab ketahanan produk hingga 4 tahun garansi warna serta tersertifikasi TKDN 22 - 34981.
Tertarik dengan produk dan layanan BLKP? Anda bisa segera Hubungi Kami.