Dalam setiap jenis pembangunan atau bentuk atap, kualitas dari segi material konstruksi yang akan digunakan merupakan jaminan bahwa material yang dipilih mampu menahan beban baik permanen maupun sementara. Sehingga penggunaan rangka kayu cukup marak sejak zaman dahulu karena memiliki karakteristik yang tahan lama dan kuat. Namun, akhir – akhir ini muncul alternatif material lain sebagai kerangka atap yang terbuat dari baja ringan.
Material baja ringan kian banyak digunakan sebagai pembuatan rangka atap dikarenakan harga yang terjangkau. Berbeda dengan material kayu yang harganya mengalami kenaikan. Lalu, material mana yang paling baik digunakan sebagai rangka atap rumah?
Rangka kayu dengan baja ringan memiliki dampak yang berbeda terhadap lingkungan. Pembuatan material kayu terbuat dari kayu yang diambil dari penebangan hutan – hutan di dunia. Hal ini berdampak pada semakin menipis pohon yang ada, dikarenakan kayu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tumbuh menjadi besar.
BACA JUGA : 5+ ALASAN PENTING HARUS MEMILIH MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN
Selain itu, produksi baja ringan terbuat dari bijih besi dan material lain yang diproses melalui mesin agar dapat membentuk menjadi baja ringan dan sudah memiliki persyaratan sesuai dengan standar ketentuan SNI. Jika dilihat dampak terhadap lingkungan, hasil limbah yang dihasilkan rangka baja ringan dapat didaur ulang dan digunakan kembali menjadi barang layak pakai. Namun, sangat berbeda dengan limbah rangka kayu yang kemungkinan digunakan kembali sebagai kayu bakar.
Hal pertama yang perlu dipertimbangkan ketika memilih material untuk rangka atap rumah, yaitu fokus pada perbedaan harga. Apalagi jika Anda tinggal di wilayah perkotaan. Untuk wilayah di perkotaan, harga rangka baja ringan lebih murah dibandingkan dengan harga rangka kayu. Dikarenakan rangka baja ringan mudah dicari dibandingkan dengan rangka kayu yang keberadaannya mengalami fluktuasi membuat harga rangka kayu menjadi lebih mahal.
Dalam segi pemasangannya pun, baja ringan memiliki harga lebih murah karena pemasangannya pun juga sangat mudah.
Aspek kualitas sangat mempengaruhi umur pemakaian material itu sendiri. Seperti rangka kayu yang dapat bertahan lama sekitar 15 – 20 tahun jika rutin melakukan perawatan dan dilindungi dari serapan air. Sedangkan untuk rangka baja ringan, memiliki keawetan hingga 50 tahun.
Dari segi kekuatan, terdapat perbedaan antara rangka kayu dan baja ringan. Rangka kayu rentan terhadap serangan rayap dan mudah mengalami keropos. Pastinya Anda harus membeli kayu dengan jenis anti rayap seperti kayu jati atau ulin yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan kayu pada umumnya. Alhasil, Anda harus melaukan perawatan dengan memberikan serum anti rayap yang mengandung termetrin dibagian lubang – lubang pondasi setiap 3 – 5 tahun sekali agar terhindar dari gigitan rayap.
Berbeda dengan baja ringan yang tidak memerlukan perawatan lebih karena baja ringan tidak mudah berkarat dan tidak akan terkena serangan rayap.
Jadi, mana yang paling baik diantara kedua rangka tersebut? Pada akhirnya semua akan kembali kepada kondisi rumah Anda seperti apa. Perhatikan juga kelebihan dan kekurangan dari setiap material atap yang akan Anda pilih. Lalu, lakukan riset untuk mengetahui rangka atap mana yang paling pas untuk digunakan dengan rumah Anda.
Material baja ringan merupakan pilihan terbaik bagi konstruksi atap atau dinding, jadi tidak heran sudah banyak yang beralih untuk menggunakan rangka baja ringan sebagai rangka atap rumahnya. Material baja ringan yang sudah terjamin kualitasnya adalah milik BLKP yang sudah memiliki garansi dan bersertifikasi SNI. Ingin memiliki tampilan rumah yang kokoh dan aman? Pilih material rangka baja ringan dari BLKP.